Kamis, 25 Desember 2008

za>Dana Talangan Jembatan Suramadu Rp 400 M Cair


[ Jum'at, 26 Desember 2008 ]SURABAYA - Pelaksana proyek Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) akhirnya mendapatkan dana talangan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa. Bank Exim of China, investor Suramadu asal Tiongkok, sudah mencairkan dana Rp 400 miliar pada 24 Desember lalu. Dengan adanya dana tersebut, pelaksana proyek optimistis proyek tersebut rampung pada pertengahan Maret 2009.

"Dananya memang sudah dicairkan. Tinggal menyelesaikan beberapa proses administrasi agar dana itu bisa segera digunakan untuk melanjutkan proyek jembatan," kata A.G. Ismail, kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional V, kemarin (25/12).

Menurut Ismail, pencairan dana talangan tersebut dilakukan setelah pemerintah Tiongkok dan investor mengetahui kondisi pembangunan Jembatan Suramadu yang sudah memasuki tahap akhir. "Karena fisik jembatan memang sudah tampak hampir selesai, mereka berani mencairkan dana," ujarnya.

Sesuai dengan rencana, dana tersebut bakal dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi jembatan, terutama bentang tengah serta approach bridge. "Bisa dikatakan, semua masalah pendanaan sudah klir. Sekarang kami tinggal fokus penyelesaian proyek ini," ucapnya.

Ismail optimistis skedul penyelesaian proyek Suramadu bisa sesuai dengan rencana. Diharapkan, seluruh pekerjaan konstruksi rampung pertengahan Maret. Jika itu tercapai, jembatan bisa digunakan mulai April 2009.

Hingga kemarin, pekerjaan konstruksi masih tampak terus dilakukan. Yang terbaru, bentang tengah jembatan tersebut sudah tersambung. Pelaksana proyek juga dikabarkan baru saja selesai memasang fondasi untuk main cable. Setelah itu, ungkap Ismail, pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran dan pemasangan kabel-kabel. "Kami harap Januari sudah selesai. Penyelesaian approach bridge sendiri ditargetkan rampung Februari," jelasnya.

Hingga pertengahan Desember, progress report Jembatan Suramadu sudah mencapai 88,46 persen. Rinciannya, pembangunan causeway di sisi Surabaya mencapai 99,8 persen dan sisi Madura 99,23 persen. Sedangkan untuk pembangunan bentang tengah mencapai 81,74 persen.

Kendala klasik masih terkait dengan pembangunan akses karena rumitnya pembebasan lahan. Hingga saat ini, pemerintah masih menunggu penerapan sistem konsinyasi untuk pembebasan sisa lahan akses. Di sisi Surabaya, akses yang sudah tuntas mencapai 96,28 persen. Sedangkan di sisi Madura, pembangunan akses baru mencapai 78,62 persen. (ris/fat)

Tidak ada komentar: